Klub Si Nyonya Tua sudah ubah filosofi, namun terget menang tetap menjadi tujuan Juventus di liga Italia Musim 2024/2025.
Perubahan ini tidak hanya mempengaruhi cara mereka bermain di lapangan, tetapi juga bagaimana mereka mempersiapkan diri dan menghadapi tantangan di musim ini. Dibawah ini JUVENTUS FC PRO akan membahas tentang target menang tetap menjadi tujuan Juventus walaupun merubah filosofi.
Perubahan Filosofi di Bawah Thiago Motta
Thiago Motta, yang mengambil alih kursi pelatih Juventus pada awal musim 2024/2025, membawa pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan pendahulunya, Massimiliano Allegri. Di bawah Allegri, Juventus dikenal dengan gaya permainan yang pragmatis dan defensif, sering kali mengandalkan kemenangan tipis dengan skor 1-0 atau 2-1.
Filosofi ini, yang dikenal dengan istilah “corto muso” atau “menang dengan margin tipis,” telah membawa banyak kesuksesan bagi Juventus, termasuk beberapa gelar Serie A. Namun, Motta membawa perubahan dengan pendekatan yang lebih menyerang dan dinamis. Ia menekankan pentingnya penguasaan bola, pressing tinggi, dan permainan cepat.
Perubahan ini terlihat jelas dalam statistik pertandingan Juventus musim ini, di mana mereka lebih sering mendominasi penguasaan bola dan menciptakan lebih banyak peluang gol dibandingkan musim-musim sebelumnya. Meskipun demikian, perubahan ini tidak selalu berjalan mulus. Dan Juventus masih mencari keseimbangan antara filosofi baru ini dan kebutuhan untuk meraih kemenangan di setiap pertandingan.
Motta mengimplementasikan gaya permainan yang lebih proaktif, dengan fokus pada aktivitas baik dalam fase penguasaan maupun non-penguasaan bola. Tim Juventus di bawah asuhan Motta sering kali menerapkan pressing tinggi untuk merebut bola kembali sedekat mungkin dengan gawang lawan.
Pendekatan ini tercermin dalam rendahnya PPDA (passes per defensive action) Juventus, yang menunjukkan tekanan tinggi yang mereka terapkan. Secara ofensif, gaya permainan Motta adalah hibrida antara permainan posisi, yang memprioritaskan penguasaan ruang tertentu, dan permainan relasional, yang berfokus pada posisi bola dan hubungan antar pemain.
Model hibrida ini memungkinkan fleksibilitas dalam permainan, dengan pemain sayap seperti Federico Chiesa dan Samuel Iling-Junior menjaga lebar lapangan, sementara gelandang tengah seperti Manuel Locatelli dan Adrien Rabiot berotasi posisi, dan bek tengah seperti Gleison Bremer maju untuk membangun serangan.
Tantangan dan Adaptasi
Perubahan filosofi yang dibawa oleh Thiago Motta ke Juventus tentu saja membawa tantangan tersendiri bagi para pemain dan tim secara keseluruhan. Banyak dari mereka yang sudah terbiasa dengan gaya permainan defensif di bawah Massimiliano Allegri harus beradaptasi dengan pendekatan baru yang lebih menyerang dan dinamis.
Thiago Motta menekankan pentingnya penguasaan bola, pressing tinggi, dan permainan cepat. Yang memerlukan tingkat kebugaran dan konsentrasi yang tinggi dari para pemain. Adaptasi ini tidak selalu berjalan mulus, terutama di awal musim ketika para pemain masih berusaha memahami dan menerapkan konsep-konsep baru yang diperkenalkan oleh Motta.
Beberapa pemain kunci seperti Federico Chiesa dan Dusan Vlahovic harus menyesuaikan diri dengan peran baru mereka di bawah sistem Motta. Yang menuntut mereka untuk lebih aktif dalam fase defensif dan ofensif.
Selain itu, Motta juga harus menghadapi tantangan dalam mengintegrasikan pemain-pemain baru dan muda ke dalam tim utama. Pemain seperti Andrea Cambiaso dan Nicolo Rovella mendapatkan lebih banyak waktu bermain dan kesempatan untuk berkembang di bawah asuhan Motta.
Ini adalah langkah positif untuk masa depan klub, tetapi juga memerlukan kesabaran dan dukungan dari seluruh tim. Motta berhasil memanfaatkan kedalaman skuad Juventus dengan baik. Memberikan kesempatan kepada pemain-pemain yang sebelumnya jarang mendapatkan waktu bermain untuk membuktikan diri mereka.
Namun, proses adaptasi ini juga berarti bahwa Juventus harus menghadapi beberapa hasil yang tidak konsisten di awal musim. Dengan beberapa pertandingan yang berakhir imbang atau bahkan kekalahan.
Hasil dan Performa Juventus
Meskipun mengalami beberapa kesulitan di awal musim, Juventus menunjukkan tanda-tanda positif dengan filosofi baru mereka di bawah asuhan Thiago Motta.
Dalam beberapa pertandingan terakhir, Juventus berhasil meraih hasil yang cukup memuaskan meskipun ada beberapa hasil imbang yang mengecewakan. Pada pertandingan terakhir melawan Lecce, Juventus bermain imbang 1-1.
Andrea Cambiaso mencetak gol untuk Juventus pada menit ke-68, namun Lecce berhasil menyamakan kedudukan melalui gol Ante Rebic pada menit ke-90. Pertandingan ini menunjukkan dominasi Juventus dalam penguasaan bola dengan 66% penguasaan, namun mereka gagal memanfaatkan banyak peluang yang tercipta.
Sebelumnya, Juventus juga bermain imbang 0-0 melawan Aston Villa di Liga Champions dan AC Milan di Serie A. Meskipun tidak berhasil mencetak gol dalam dua pertandingan tersebut, Juventus menunjukkan pertahanan yang solid dan kemampuan untuk mengontrol permainan.
Kemenangan penting lainnya adalah saat mereka mengalahkan Torino dengan skor 2-0 di Serie A pada awal November. Di mana Timothy Weah mencetak dua gol untuk memastikan kemenangan tersebut. Hasil ini memberikan kepercayaan diri tambahan bagi skuad Juventus menjelang pertandingan-pertandingan berikutnya.
Dukungan Penuh dari Suporter
Perubahan filosofi yang dibawa oleh Thiago Motta ke Juventus mendapatkan dukungan penuh dari para penggemar dan manajemen klub.
Para penggemar Juventus, yang dikenal dengan sebutan “Bianconeri,” meskipun terbiasa dengan gaya permainan defensif di bawah Massimiliano Allegri. Mulai menerima dan mendukung pendekatan baru yang lebih menyerang dan dinamis. Mereka berharap bahwa perubahan ini akan membawa kesuksesan jangka panjang bagi klub kesayangan mereka.
Dukungan ini terlihat dari antusiasme mereka di stadion dan di media sosial, di mana mereka terus memberikan semangat dan dorongan kepada para pemain dan pelatih. Juventus Official Fan Clubs (JOFC) yang tersebar di seluruh dunia juga memainkan peran penting dalam mendukung tim.
Mereka tidak hanya hadir di setiap pertandingan, baik di kandang maupun tandang. Tetapi juga terlibat dalam berbagai kegiatan dan acara yang diselenggarakan oleh klub.
Manajemen klub juga memberikan dukungan penuh kepada Motta dan timnya. Andrea Agnelli, presiden Juventus, menegaskan bahwa perubahan filosofi ini adalah langkah yang tepat untuk membawa Juventus kembali ke puncak kejayaan. “Kami percaya pada visi dan pendekatan yang dibawa oleh Thiago Motta. Kami yakin bahwa ini adalah langkah yang tepat untuk masa depan klub,” kata Agnelli.
Manajemen klub juga berkomitmen untuk memberikan semua sumber daya yang diperlukan untuk mendukung implementasi filosofi baru ini, termasuk investasi dalam pemain baru dan fasilitas pelatihan yang lebih baik. Dukungan ini memberikan kepercayaan diri tambahan bagi Motta dan para pemain untuk terus beradaptasi dan berkembang dengan filosofi baru ini.
Kesimpulan
Perubahan filosofi yang dibawa oleh Thiago Motta ke Juventus adalah langkah berani yang menunjukkan komitmen klub untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan tuntutan sepak bola modern. Meskipun menghadapi tantangan dalam proses adaptasi, Juventus tetap bertekad untuk meraih kemenangan di setiap pertandingan dan mencapai tujuan mereka untuk memenangkan gelar di Italia dan Eropa.
Demikian berita sepak bola terbaru mengenai, target menang tetap menjadi tujuan Juventus walaupun merubah filosofi. Ikuti terus berita terupdate mengenai Sepak Bola yang dibahas secara detail dan lengkap lainnya ya!